Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Selasa, 18 Januari 2011

The Who


The Who setelah konser (tahun 1975). Dari kiri ke kanan: Roger Daltrey, John Entwistle, Keith Moon, Pete Townshend

Latar belakang
Asal Shepherd's Bush, London, Inggris
Genre rock, hard rock, progressive rock, protopunk
Tahun aktif 1964–1982
1989
1996–1997
1999–sekarang
Perusahaan rekaman Decca, Brunswick, Polydor, Track, MCA, Universal Republic, Warner Bros., (lain-lain)
Situs web www.thewho.com
Anggota
Roger Daltrey
Pete Townshend
Mantan anggota
John Entwistle
Keith Moon
Kenney Jones


The Who adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk pada tahun 1964. Formasi utama terdiri dari vokalis Roger Daltrey, gitaris Pete Townshend, pemain bas John Entwistle, dan pemain drum Keith Moon. Mereka dikenal dengan konser-konser yang energetik, termasuk perintis tontonan penghancuran instrumen di atas panggung.
The Who telah menjual lebih dari 100 juta keping rekaman, dan sukses menempatkan 27 singel ke dalam urutan tangga lagu Top 40 di Britania Raya dan Amerika Serikat, serta 17 album dalam tangga album Top 10. Di Amerika Serikat, mereka pernah menerima 18 piringan emas, 12 platina, dan 5 multiplatina untuk kelarisan album-album mereka.



The Who naik ke puncak ketenaran di Britania Raya dengan serangkaian singel yang masuk urutan 10 teratas tangga lagu, dimulai Januari 1965 dengan lagu "I Can't Explain". Kepopuleran The Who sebagian di antaranya dibantu dengan adanya pemutaran lagu-lagu mereka oleh radio-radio gelap seperti Radio Caroline. Mereka melanjutkannya dengan album My Generation (1965), A Quick One (1966), dan The Who Sell Out (1967). Album My Generation dan A Quick One masuk dalam urutan 5 teratas tangga album Britania. Lagu pertama mereka yang sampai di Top 40 Amerika Serikat adalah "Happy Jack" diikuti "I Can See for Miles" yang masuk dalam Top 10 pada tahun yang sama. Mereka sampai di puncak kepopuleran dengan konser mengesankan di festival musik Monterey dan Festival Woodstock[4] Album Tommy (1969) merupakan awal dari rangkaian album top 10 mereka di Amerika Serikat, diikuti Live at Leeds (1970), Who's Next (1971), Quadrophenia (1973), The Who By Numbers (1975), Who Are You (1978), dan The Kids Are Alright (1979).

The Who ditinggalkan oleh pemain drum Keith Moon yang meninggal dunia pada tahun 1978 dalam usia 32 tahun. Bersama pemain drum pengganti Kenney Jones, The Who merilis dua album studio sebelum akhirnya bubar pada tahun 1983. Album Face Dances (1981) masuk di urutan 5 teratas Amerika Serikat dan Britania, sementara It's Hard (1982) masuk di urutan 5 teratas tangga album Amerika Serikat. Mereka hanya melakukan reuni untuk peristiwa-peristiwa besar seperti Live Aid dan tur-tur reuni seperti tur ulang tahun ke-25 pada tahun 1989, dan tur Quadrophenia tahun 1996 dan 1997. Pada tahun 2000, tiga anggota The Who yang tersisa, membahas kemungkinan rekaman sebuah album dengan materi baru, namun rencana mereka untuk sementara batal akibat meninggalnya pemain bas John Entwistle (57 tahun) pada 2002. Townshend dan Daltrey terus melanjutkan nama The Who, dan mereka merilis album studio Endless Wire pada tahun 2006, dan masuk ke urutan 10 teratas di Amerika Serikat dan Britania Raya.

The Who diabadikan di dalam museum Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1990.Pameran tentang mereka di dalam museum mengenang band ini sebagai "Penantang utama, dalam pandangan banyak orang, untuk gelar Band Rock Terbesar Dunia."Mengenai masa-masa The Who sebagai kuartet, Harian Los Angeles Times menyebut mereka sebagai "rival The Beatles, Bob Dylan, dan The Rolling Stones sebagai suara remaja dalam musik rock yang paling utama."Time Magazine memuji pada tahun 1979, "Tidak ada grup lain yang pernah mengeksplorasi rock sejauh itu, atau menuntut begitu banyak darinya."Mereka menerima Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup dari Industri Fonografi Britania (BPI) pada tahun 1988,dan dari Grammy Foundation pada 2001.Townshend dan Daltrey pada tahun 2008 menerima penghargaan dalam acara tahunan Kennedy Center Honors ke-31.

Sejarah
Tahun 1960-an
Masa-masa awal


Pada awal 1960-an, Townshend dan Entwistle memulai grup musik berirama trad jazz bernama The Confederates. Townshend bermain banjo dan Entwistle memainkan french horn yang dipelajarinya dalam band sekolah. Daltrey bertemu Entwistle yang sedang berjalan menyusuri jalan dengan sebuah gitar bas tersandang di bahu, dan memintanya untuk bergabung dalam band bernama The Detours yang dibentuknya tahun sebelumnya. Setelah beberapa minggu, Entwistle menyarankan agar Townshend diikutkan sebagai gitaris tambahan. Pada awalnya, band mereka memainkan berbagai irama musik yang cocok untuk pub dan rumah pertunjukan tempat mereka tampil, namun mereka kemudian lebih banyak main rhythm and blues. Musik mereka dipengaruhi secara kuat oleh blues Amerika dan musik country. Formasi awal band ini terdiri dari Roger Daltrey pada gitar utama, Pete Townshend pada gitar ritme, John Entwistle pada bas, Doug Sandom pada drum, dan Colin Dawson sebagai vokalis. Setelah Dawson keluar, Daltrey beralih sebagai vokalis, dan Townshend menjadi satu-satunya gitaris. Sandom keluar pada tahun 1964, dan Keith Moon masuk sebagai pemain drum.

The Detours berganti nama sebagai The Who pada Februari 1964, formasi mereka menjadi lengkap setelah bergabungnya Keith Moon tahun itu. Mereka sempat mengganti nama sebagai The High Numbers ketika berada di bawah manajemen Peter Meaden dari kalangan mod. Mereka merilis sebuah singel, "Zoot Suit/I'm the Face" yang ditujukan bagi penggemar subbudaya mod. Setelah singel mereka gagal masuk tangga lagu, mereka kembali menyebut diri sebagai The Who. Meaden dicopot dari jabatan manajer untuk digantikan oleh tim manajemen Kit Lambert dan Chris Stamp yang kebetulan melihat mereka sedang bermain di tempat minum Railway Tavern. Mereka lalu menjadi terkenal di kalangan anak muda generasi mod tahun 1960-an di Inggris yang senang skuter dan musik rhythm and blues, soul, dan beat music.

Pada September 1964, selama pentas di Railway Tavern yang berada di Harrow and Wealdstone, London, Townshend secara tidak sengaja merusak kepala gitar yang dimainkannya akibat membentur langit-langit. Marah akibat tertawaan para penonton, Townshend menghancurkan gitar tersebut di atas panggung. Ia mengambil gitar yang lain, dan pertunjukan kembali dilanjutkan. Konser berikutnya dihadiri banyak penonton, tapi Townshend menolak untuk menghancurkan gitar lagi. Moon akhirnya merusakkan drum setelah kerumunan penonton berteriak-teriak mengejek Townshend. Penghancuran instrumen akhirnya menjadi salah satu atraksi konser The Who selama beberapa tahun berikutnya. Peristiwa di Railway Tavern disebut-sebut majalah Rolling Stone sebagai salah satu dari "50 Momen yang Mengubah Sejarah Rock 'n' Roll".

Pete Townshend adalah pencipta sebagian besar lagu-lagu The Who. Entwistle juga menulis lagu, sementara Moon dan Daltrey hanya kadang-kadang menyumbang lagu pada tahun 1960-an dan 1970-an.
[sunting] Lagu-lagu awal dan My Generation

Lagu hit pertama dari The Who adalah "I Can't Explain" pada bulan Januari 1985. Lagu tersebut dipengaruhi oleh The Kinks, karena Shel Talmy yang berasal dari Amerika Serikat juga menjadi produser The Kinks. Lagu "I Can't Explain" hanya sedikit diputar di Amerika Serikat, terutama oleh DJ Peter C Cavanaugh dari raido WTAC AM 600 di Flint, Michigan."I Can't Explain" akhirnya masuk dalam urutan 10 besar tangga lagu Britania, dan diikuti oleh "Anyway, Anyhow, Anywhere" ciptaan Townshend dan Daltrey.

Album perdana My Generation (diedarkan sebagai The Who Sings My Generation di AS) juga dirilis pada tahun 1965. Di dalamnya terdapat lagu "The Kids Are Alright" dan lagu "My Generation". Lagu hit mereka yang berikutnya adalah "Substitute" pada tahun 1966, mengisahkan pemuda yang merasa sebagai penipu. Townshend waktu itu banyak mengetengahkan tema-tema pubertas, kekecewaan, serta kecemasan di kalangan remaja. Lirik "I'm a Boy" tentang seorang anak lelaki berpakaian seperti seorang gadis, dan "Happy Jack" tentang seorang pemuda yang mentalnya terganggu.

A Quick One dan The Who Sell Out


Meskipun sukses sebagai band yang menciptakan singel-singel hit, Townshend ingin album memiliki tema, dan bukan hanya merupakan kumpulan lagu-lagu. Townshend pernah berkata bahwa "I'm a Boy" adalah awal usahanya membuat opera rock. Dalam album A Quick One sudah terlihat tanda-tanda bahwa The Who sedang menuju ke arah opera rock. Di dalamnya terdapat lagu medley "A Quick One While He's Away" yang seperti bercerita, dan disebut mereka sebagai opera mini.

Album A Quick One diikuti pada tahun 1967 oleh singel "Pictures of Lily" dan sebuah album konsep The Who Sell Out. Di dalamnya berisi lagu-lagu yang seperti sedang diputar oleh radio gelap, lengkap dengan jingel penuh humor dan iklan-iklan. Album The Who Sell Out juga berisi lagu "I Can See for Miles" dan opera rock singkat, "Rael" yang bagian penutupnya kemudian dimasukkan ke album Tommy. The Who kembali beraksi menghancurkan peralatan di Festival Pop Monterey tahun itu, dan mengulangi rutinitas mereka di Smothers Brothers Comedy Hour dengan meledakkan perangkat drum Keith Moon. Bertahun-tahun kemudian, sewaktu pengambilan gambar The Kids Are Alright, Townshend mengaku bahwa sejak ledakan itu, pendengarannya mulai terganggu. Perangkat drum Moon diisi dengan bahan peledak yang berlebihan karena Keith Moon menyuap awak panggung. Bunyi ledakan yang dihasilkan jauh lebih kuat daripada yang diperkirakan. Saluran musik VH1 memasukkan insiden tersebut dalam daftar 100 Momen Terbesar dalam Sejarah Rock 'n' Roll di Televisi.

Tommy

Pada tahun 1968, The Who menjadi bintang di Festival Musik Schaefer yang diadakan di Central Park, dan selanjutnya merilis singel "Magic Bus". Pada bulan Desember, mereka ikut ambil bagian dalam The Rolling Stones Rock and Roll Circus, dan mempertontonkan opera mini mereka, "A Quick One While He's Away". Masih pada tahun 1968, Townshend menjadi subjek pertama wawancara Rolling Stone. Townshend mengatakan ia sedang mengerjakan sebuah rock opera yang lengkap. Hasilnya adalah opera rock Tommy yang nantinya disebut sebagai opera rock pertama dan tercatat sebagai markah penting dalam sejarah musik modern.

Dalam menciptakan lagu, Townshend waktu itu sedang dipengaruhi oleh ajaran Meher Baba dari India, dan pengaruh tersebut terus terasa hingga tahun-tahun berikutnya. Baba dipercaya sebagai "Awatara" dalam album Tommy. Selain sukses secara komersial, album Tommy mendapat pujian setinggi langit, majalah Life menulis, "... untuk kekuatan yang dahsyat, penemuan, dan kecemerlangan permainan mereka, Tommy melampaui segala yang pernah dihasilkan studio rekaman." Melody Maker menyatakan, "Pastinya The Who adalah tolok ukur untuk band-band lainnya."

The Who mementaskan Tommy di Festival Woodstock tahun itu, dan sebuah film berjudul Tommy yang dirilis kemudian melambungkan kepopuleran The Who di Amerika Serikat. Walaupun Festival Woodstock tidak menarik bayaran dari penonton, The Who menuntut untuk dibayar sebelum main, walaupun tahu bank dan jalan-jalan sedang tutup pada jam 2.00 hingga jam 3.00 hari Minggu dini hari. Mereka baru setuju untuk bermain setelah salah seorang promotor, Joel Rosenman memberi mereka cek sebesar AS$11.200 (AS$68.597 nilai dolar AS sekarang).

Sewaktu di Woodstock, The Who terlibat dalam salah satu insiden memalukan selama pergelaran berlangsung. Pemimpin anggota partai radikal yippie Abbie Hoffman duduk di atas panggung bersama organisator konser Michael Lang ketika giliran The Who main. Hoffman bekerja di tenda medis sejak festival dibuka, dan sedang dalam pengaruh LSD. Hoffman sedang ingin mempublikasikan kasus John Sinclair yang dijatuhi hukuman penjara 10 tahun akibat menawari rokok berisi marijuana kepada petugas antinarkotika yang sedang menyamar. Hoffman meloncat dan merampas mikropon ketika sedang ada jeda singkat dalam pertunjukan opera Tommy. Ia berteriak memprotes dimasukkannya John Sinclair ke penjara, dan Townshend memaki dengan kata-kata kasar, serta memukul Hoffman dengan gitarnya. Hoffman meloncat turun dari panggung dan menghilang di tengah kerumunan.

Tahun 1970-an


Mereka memulai tahun 1970 dengan tampik dalam acara musik BBC yang memiliki rating tinggi, Pop Go The Sixties. Mereka membawakan lagu I Can See For Miles secara langsung dalam tayangan BBC1, 1 Januari 1970.

Live at Leeds

Pada Februari 1970, mereka merekam album konser Live at Leeds yang dipuji kritikus sebagai album konser rock terbaik sepanjang masa. Album ini aslinya berisi sebagian besar lagu-lagu hard rock yang direkam dalam konser The Who di Leeds, namun sekarang sudah dirilis ulang dan ditambah dengan versi mastering ulang. Masalah-masalah teknis yang dijumpai dalam rekaman asli sudah diperbaiki, ditambah dengan potongan-potongan konser Tommy, singel-singel awal, serta ocehan mereka di atas panggung. Versi piringan ganda berisi konsep lengkap Tommy. Konser di Universitas Leeds merupakan bagian dari tur Tommy. Mereka tidak hanya bermain di gedung opera, melainkan juga mencatat sejarah bagi The Who sebagai band rock pertama yang pentas di Metropolitan Opera, New York City. Pada Maret 1970, The Who merilis lagu "The Seeker" yang menjadi hit di Britania Raya.

Lifehouse dan Who's Next

Pada Maret 1971, mereka mulai merekam lagu-lagu baru di bawah pengarahan Kit Lambert di New York. Lagu-lagu tersebut ditulis Townshend untuk opera rock berikutnya, Lifehouse, dan mereka melanjutkan rekaman di bawah arahan Glyn Johns pada bulan April 1971. Beberapa lagu terpilih plus sebuah lagu yang berhubungan (dinyanyikan oleh Entwistle) dikemas dalam sebuah album studio tradisional Who's Next. Album ini menjadi album mereka yang paling banyak dipuji kritikus dan penggemar, namun akibatnya proyek Lifehouse terhenti. Dalam tangga lagu pop Amerika Serikat, Who's Next naik sampai ke urutan nomor 4, dan urutan nomor 1 di Britania Raya. Dua lagu dari album Who's Next, "Baba O'Riley" dan "Won't Get Fooled Again" sering dikutip sebagai contoh perintis pemakaian synthesizer dalam musik rock; dua jalur rekaman kibor dibuat secara waktu nyata dengan sebuah organ Lowrey (walaupun dalam "Won't Get Fooled Again", suara organ diproses lebih dulu melalui sebuah synthesizer VCS3). Suara-suara synthesizers masih dapat didengar di bagian-bagian lagu lainnya dalam album, seperti dalam lagu "Bargain", "Going Mobile", dan "The Song is Over". Pada bulan Oktober 1971, The Who merilis lagu "Let's See Action" yang masuk di peringkat 20 teratas tangga lagu Britania. Pada 4 November 1971, mereka membuka Rainbow Theatre di London, dan bermain di sana selama tiga malam. Pada tahun berikutnya (1972), mereka merilis singel "Join Together" yang sampai di peringkat 20 teratas lagu Britania dan "The Relay" yang sampai di peringkat 40 teratas tangga Amerika Serikat.

Quadrophenia dan By Numbers

Album Who's Next diikuti oleh Quadrophenia (1973) sebuah album opera komplet kedua dari The Who. Kisahnya tentang seorang anak laki-laki bernama Jimmy yang berjuang untuk harga diri bersama keluarga dan teman-teman, namun sakit mental. Latar cerita adalah bentrokan generasi pendukung mod melawan generasi Rocker pada awal tahun 1960-an di Inggris, terutama di Brighton. Album ini sampai di peringkat kedua tangga album Inggris dan Amerika Serikat. Tur keliling di Amerika dimulai 20 November 1973 di Cow Palace, Daly City, California yang berada di pinggiran kota San Francisco, California. Ketika konser sedang berlangsung, Keith Moon tidak sadarkan diri ketika mereka sedang memainkan "Won't Get Fooled Again". Setelah Moon pingsan untuk kedua kalinya, Townshend bertanya kepada penonton, "Ada di sini yang bisa main drum? Maksud aku seseorang yang betul-betul bisa." Seorang penonton naik ke atas panggung, ia bernama Scot Halpin, dan menawarkan diri untuk bermain bersama The Who. Townshend memintanya bermain drum untuk lagu blues standar "Smokestack Lightning", "Spoonful", dan "Naked Eye".

Pada tahun 1974, The Who merilis album kompilasi Odds & Sods yang menampilkan beberapa potongan karya mereka dari proyek Lifehouse yang dibatalkan. Album tahun 1975 mereka, The Who by Numbers berisi lagu-lagu yang telah dibuat sebelumnya, termasuk lagu "Squeeze Box" yang sukses sebagai lagu hit. Beberapa kritikus menilai album By Numbers sebagai "pesan bunuh diri" Townshend.Sebuah film dari opera rock Tommy karya sutradara Ken Russell juga dirilis pada tahun 1975. Daltrey sebagai peran utama, dan Townshend mendapat nominasi Academy Award untuk Lagu Asli Terbaik. Pada Desember tahun yang sama, The Who mencatat rekor untuk konser arena tertutup dengan jumlah penonton terbanyak di Pontiac Silverdome.Sebuah rekor lagi dicatat The Who pada tahun 1976, kali ini sebagai band dengan konser paling ribut di dunia, dan rekor tersebut bertahan lebih dari satu dekade di Guinness Book of World Records.

Who Are You dan kematian Moon


Pada 18 Agustus 1978, mereka merilis Who Are You. Album ini sukses menjadi album The Who terlaris pada saat itu, dan sampai di urutan kedua tangga lagu Amerika, sekaligus meraih piringan platina di Amerika Serikat pada 20 September 1978. Keberhasilan ini diikuti kematian Keith Moon dalam tidurnya pada 7 September 1978 setelah overdosis Heminevrin (obat yang diresepkan untuk mengatasi putus alkohol) beberapa jam setelah pesta yang diadakan oleh Paul McCartney Album Who Are You--album terakhir The Who bersama Keith Moon--bagaikan sebuah pertanda. Sampul albumnya memperlihatkan Moon duduk di kursi bertuliskan Not To Be Taken Away (Tidak Untuk Diambil), dan dalam lagu "Music Must Change" tidak ada bunyi drum. Kenney Jones, mantan The Small Faces dan The Faces bergabung sebagai pengganti Moon.

Pada 2 Mei 1979, The Who kembali ke panggung dengan konser di Rainbow Theatre, London, diikuti pertunjukan musim semi dan musim panas di Festival Film Cannes Perancis, Skotlandia, Stadion Wembley London, Jerman Barat, dan lima konser di Madison Square Garden, New York City.

Masih pada tahun 1979, The Who merilis film dokumenter The Kids Are Alright dan versi film dari Quadrophenia. Film Quadrophenia sukses sebagai film laris di Britania, dan mengungkap kegemilangan band ini di atas panggung, termasuk penampilan terakhir bersama Keith Moon. Pada Desember 1979, The Who menjadi band ketiga, setelah Beatles dan The Band yang ditampilkan sebagai sampul majalah Time. Artikel yang ditulis Jay Cocks memuji The Who sebagai "melebihi, bertahan labih lama, dan jauh lebih unggul" dari semua grup musik rock waktu itu.

Tragedi Cincinnati

Sebuah tur kecil di Amerika Serikat dinodai tragedi 3 Desember 1979 di Cincinnati, Ohio. Kerumunan orang saling injak di Riverfront Coliseum, 11 tewas dan banyak lainnya terluka. Tragedi ini disebabkan adanya kelas festival di muka panggung, penonton yang datang paling dulu akan mendapat tempat paling depan. Ketika menunggu di luar, penggemar mendengar cek suara, dan menyangka konser sudah dimulai. Berbondong-bondong mereka memaksa untuk masuk, namun terjadi kemacetan yang berakibat fatal karena gerbang arena hanya terbuka sebagian.

Anggota The Who tidak diberi tahu tentang adanya korban tewas hingga konser usai. Pemerintah setempat khawatir kerumunan orang akan membuat kekacauan bila konser dibatalkan.Anggota The Who sangat terguncang setelah mengetahui adanya korban tewasm dan meminta bantuan untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat di arena konser berikutnya. Dari atas panggung malam berikut di Buffalo, New York, Daltrey mengatakan kepada massa bahwa The Who telah "kehilangan banyak anggota keluarga kemarin malam dan acara malam ini dipersembahkan untuk mereka."

Tahun 1980-an
Perubahan formasi dan bubar


Mereka merilis dua album studio dengan Jones sebagai pemain drum, Face Dances (1981) dan It's Hard (1982). Album Face Dances menghasilkan singel "You Better You Bet" yang masuk tangga 20 teratas Amerika Serikat dan tangga 10 teratas Britania, dan "Another Tricky Day". Tiga video musik musik dari album Face Dances diputar oleh MTV pada bulan Agustus 1981. Walaupun kedua album tersebut laris dan It's Hard mendapat lima bintang dalam tinjauan di Rolling Stone, sebagian penggemar tidak begitu menyambut baik perubahan musik The Who. Meskipun demikian, "Eminence Front" masuk tangga lagu, dan "Athena" bahkan masuk ke dalam urutan 30 teratas di Amerika Serikat. Sementara itu, kehidupan pribadi Pete Townshend sedang hancur. Selain rumah tangganya berantakan akibat kebiasaan minum-minum, ia terjerumus sebagai pecandu heroin. Kawan-kawannya begitu terkejut melihat perubahan pada diri Townshend karena ia sebelumnya sangat dikenal antiobat terlarang. Townshend lepas dari ketergantungan obat bius pada awal 1982, namun diminta Daltrey untuk tidak ikut tur. Tidak lama setelah It's Hard, The Who memulai tur perpisahan karena Townshend menginginkan satu tur lagi The Who berubah menjadi band studio. Konser mereka tahun itu menjadi konser terlaku tahun 1982. Tiket terjual habis di stadion-stadion dan arena terbuka di Amerika Serikat.

Townshend berusaha melunaskan utang album dari kontraknya dengan Warner Bros. Records pada tahun 1980. Sebagian dari tahun 1983 dihabiskannya dengan menulis materi baru untuk album studio. Meskipun demikian hingga akhir 1983, Townshend menyatakan dirinya sudah tidak mampu lagi menghasilkan materi yang pantas untuk The Who. Pete Townshend mengumumkan pengunduran dirinya pada Desember 1983, dan berharap Daltrey, Entwistle, dan Jones dapat meneruskan band tanpa dirinya. Townshend kemudian memusatkan dirinya pada proyek-proyek solo seperti White City: A Novel, The Iron Man (Daltrey dan Entwistle sebagai bintang tamu, dan dua lagu dalam album ditulis sebagai karya "The Who"), serta Psychoderelict yang merupakan pendahulu album Lifehouse.

Reuni

Pada 13 Juli 1985, The Who (termasuk Kenney Jones) bergabung kembali untuk satu kali kesempatan konser Live Aid di Wembley yang diorganisir Bob Geldof. Truk transmisi BBC putus sekring pada awal lagu "My Generation", dan gambar hilang sama sekali, tapi The Who terus bermain. Peristiwa ini menyebabkan sebagian besar dari video "My Generation" dan semua rekaman "Pinball Wizard" tidak dapat dilihat oleh pemirsa di seluruh dunia, namun audio untuk lagu "Pinball Wizard" dan lagu-lagu sisanya masih dapat terdengar melalui radio. Transmisi dapat dilanjutkan ketika The Who memainkan "Love, Reign O'er Me" dan "Won't Get Fooled Again".

Pada Februari 1988, The Who mendapat Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup dari Industri Fonografi Britania (BPI). The Who memainkan beberapa lagu pada upacara penyerahan penghargaan (sekaligus penampilan Jones dengan The Who). Pada tahun 1989, mereka memulai tur reuni memperingati 25 tahun pendirian The Who yang diberi nama The Kids Are Alright. Tur reuni ini mengetengahkan lagu-lagu dari album Tommy. Simon Phillips pada drum, Steve "Boltz" Bolton pada gitar utama, sementara Townshend hanya memainkan gitar akustik dan beberapa bagian gitar ritme untuk tidak memperparah kerusakan pendengarannya. Orkes alat tiup dan tim penyanyi latar juga dilibatkan untuk memberikan suara yang lebih kaya sementara volume suara diturunkan agar tidak terlalu keras seperti tur-tur sebelumnya. Menurut Newsweek, "Kali ini tur The Who istimewa karena, setelah The Beatles dan Rolling Stones, hanya ada mereka." Sebagian dari konser mereka di Amerika Utara, tiketnya terjual habis, termasuk empat malam di Giants Stadium.[38] Secara total, mereka menjual lebih dari dua juta tiket. Dalam tur ini, mereka juga membawakan opera rock Tommy di Radio City Music Hall New York dan Universal Amphitheatre di Los Angeles yang mengajak beberapa bintang tamu. Sebuah album konser 2 CD, Join Together dirilis pada tahun 1990, namun hanya mampu sampai di urutan ke-188 tangga album Amerika. Video dari konser di Universal Amphitheatre yang dirilis tahun itu mendapatkan penghargaan platinum di Amerika Serikat.

Tahun 1990-an
Reuni sebagian


Pada tahun 1990, The Who diabadikan di Rock and Roll Hall of Fame. Dalam sambutannya Bono dari U2 berkaya, "Lebih dari segala band yang ada. The Who adalah band panutan bagi kami." Pameran sejarah The Who menyanjung mereka sebagai penantang utama untuk gelar "Band Rock Terbesar Dunia". Hanya The Beatles dan The Rolling Stones yang mendapat pujian serupa di Rock Hall.

Pada tahun 1991, The Who merekam ulang lagu "Saturday Night's Alright for Fighting" dari Elton John sebagai album tribut. Kesempatan tersebut merupakan terakhir kalinya mereka bekerja di studio bersama Entwistle. Pada tahun 1994, Daltrey merayakan ulang tahun ke 50 dengan dua konser solo di Carnegie Hall. Konser Daltrey dibantu Entwistle dan Townshend sebagai bintang tamu. Meskipun waktu itu hadir tiga anggota The Who, mereka tidak naik ke atas panggung bersama-sama, kecuali untuk lagu penutup "Join Together" bersama-sama bintang tamu lain. Daltrey mengadakan tur tahun itu bersama Entwistle dan ditemani John "Rabbit" Bundrick pada kibor, Zak Starkey (drum), dan Simon Townshend sebagai pengganti kakaknya (Pete Townshend). Daltrey menolak memakai nama The Who, walaupun sudah diberi izin oleh Townshend. Rekaman konser dirilis dalam album Daltrey Sings Townshend, namun tidak sukses secara komersial. Masih pada tahun 1994, The Who merilis satu set album, Thirty Years of Maximum R&B.

Kembali dengan Quadrophenia

Pada tahun 1996, Townshend, Entwistle, dan Daltrey membawakan Quadrophenia bersama beberapa bintang tamu dalam konser di Hyde Park. Starkey diajak sebagai pemain drum. Narasi disuarakan oleh Phil Daniels yang bermain Jimmy the Mod dalam film. Walaupun menghadapi kesulitan teknis, pertunjukan berakhir dengan sukses, dan mengawali pertunjukan selama enam malam di Madison Square Garden. Townshend hanya bermain gitar akustik. Mereka juga tidak memakai nama The Who. Kesuksesan konser Quadrophenia dilanjutkan dengan tur konser di Amerika Serikat dan Eropa sepanjang 1996 dan 1997. Townshend tidak hanya memainkan gitar akustik, namun juga gitar listrik untuk beberapa lagu pilihan. Pada 1998, VH1 menempatkan The Who dalam urutan ke-9 dalam daftar 100 Artis Terbesar Rock 'n' Roll.

Pada akhir 1999, The Who tampil konser berlima untuk pertama kalinya sejak tahun 1985, dengan bantuan Bundrick pada kibor dan Starkey pada drum. Pertunjukan pertama berlangsung 29 Oktober 1999 di MGM Grand Garden Las Vegas. Mereka berlanjut dengan penampilan secara akustik di konser amal tahunan Bridge School Benefit yang diorganisir Neil Young di Shoreline Amphitheatre, Mountain View, California pada 30 dan 31 Oktober 1999. Selanjutnya, mereka bermain pada tanggal 12 dan 13 November di House of Blues Chicago, sebagai konser amal untuk Maryville Academy. Dua acara amal Natal 22 dan 23 Desember 1999 mengakhiri perjalanan mereka di Shepherds Bush Empire, London. Tur kali ini merupakan konser jangka panjang pertama bersama Townshend pada gitar listrik setelah terakhir kalinya pada tahun 1982.

Tahun 2000-an
Konser amal dan kematian Entwistle


Setelah suksesnya konser tahun 1999, mereka diundang melakukan tur di Amerika Serikat pada tahun 2000, dan sebuah tur di Britania Raya pada November tahun yang sama. Tur dimulai tanggal 6 Juni di Pusat Konvensi Jacob K. Javits New York untuk mencari dana bagi Robin Hood Foundation, dan berakhir dengan sebuah acara amal untuk dana Teenage Cancer di Royal Albert Hall, 27 November 2000. Mereka mendapat tanggapan yang baik, dan ketiga anggota The Who mulai membicarakan sebuah album baru.Masih pada tahun 2000, VH1 memasukkan The Who di urutan ke-8 daftar "100 Artis Hard Rock Terhebat". Mereka tampil dalam The Concert for New York City pada 20 Oktober 2001, dengan lagu "Who Are You", "Baba O'Riley", "Behind Blue Eyes", dan "Won't Get Fooled Again" sebagai penghargaan atas jasa departemen pemadam kebakaran dan polisi New York City. Pada tahun yang sama, The Who juga mendapat kehormatan untuk menerima Penghargaan Grammy untuk Pencapaian Seumur Hidup.

Pada tahun 2002, mereka memainkan lima pertunjukan di Inggris. The Who main di Portsmouth pada 27-28 Januari, dan 31 Januari di Watford. Seterusnya mereka mengadakan dua pertunjukan untuk Teenage Cancer Trust Benefit di Albert Hall, 7 dan 8 Februari. Dua konser di Albert Hall merupakan penampilan Entwistle yang terakhir kalinya dengan The Who. Pada 27 Juni 2002, tepat sebelum dimulainya tur mereka di Amerika Serikat, Entwistle ditemukan meninggal di Hard Rock Hotel Las Vegas. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung dengan kokain sebagai faktor penyebabnya.[41] Setelah mengalami penundaan singkat, tur diteruskan di Los Angeles dengan pemain bas Pino Palladino. Sebagian besar dari rekaman tur dirilis secara resmi dalam album Encore Series 2002. Pada bulan September 2002, majalah Q menyanjung The Who sebagai salah satu dari "50 Band yang Harus Dilihat Sebelum Anda Mati". Pada November 2003, The Who memasukkan 7 buah album dalam daftar 500 Album Terbesar Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone. Total album The Who hanya dapat disaingi oleh The Beatles, Rolling Stones, Bob Dylan, dan Bruce Springsteen.

Pada tahun 2004 The Who merilis "Old Red Wine" dan "Real Good Looking Boy" (masing-masing dengan Pino Palladino dan Greg Lake pada gitar bas), sebagai bagian dari sebuah antologi singel The Who: Then and Now. Mereka kemudian berangkat dalam tur 18 kali pertunjukan di Jepang, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat/ Semua pertunjukan dirilis dalam CD sebagai bagian dari Encore Series 2004. Band ini juga menjadi bintang di Isle of Wight Festival.Pada tahun yang sama, majalah Rolling Stone memasukkan The Who dalam peringkat 29 daftar 100 Artist Terbesar Sepanjang Masa.

Endless Wire

Pada musim semi 2005, The Who mengumumkan segera dikeluarkannya album studio pertama mereka setelah 23 tahun vakum (sementara diberi judul WHO2). Townshend terus mengerjakan materi album sambil menulis sebuah novela The Boy Who Heard Music di situs blog pribadinya. Novela tersebut dikembangkan menjadi mini-opera Wire & Glass yang dijadikan inti album The Who yang baru, dan selanjutnya diubah menjadi sebuah opera lengkap yang dipentaskan di Vassar College.

Dalam konser Live 8 Juli 2005, The Who tampil di panggung Live 8 di London. Masih pada tahun yang sama, sejarah The Who diabadikan di UK Music Hall of Fame. Mereka juga menjadi penerima pertama Penghargaan Freddie Mercury untuk Pencapaian Seumur Hidup di Bidang Musik dari Vodafone.[2]

Pada 30 Oktober 2006 (31 Oktober di AS), mereka merilis album Endless Wire yang merupakan album penuh pertama mereka dengan lagu-lagu baru sejak It's Hard pada tahun 1982. Di dalamnya terdapat sebuah opera mini pertama yang dibuat The Who setelah terakhir kalinya dengan "Rael" dalam album The Who Sell Out pada tahun 1967. Endless Wire menduduki urutan nomor 7 di majalah Billboard, dan urutan nomor 9 di Tangga Album Britania. Pada malam dirilisnya album Endless Wire (29 Oktober), The Who tampil sebagai atraksi penutup BBC Electric Proms di Roundhouse London membawakan bagian dari opera mini dan beberapa lagu dari album baru. Album Endless Wire dipromosikan dengan tur keliling The Who Tour 2006-2007. Hasilnya direkam dalam CD dan DVD yang menjadi bagian dari Encore Series 2006. Pada 27 Juni 2007, The Who tampil sebagai bintang utama dalam Festival Glastonbury.

Amazing Journey

Pada bulan November 2007 dirilis sebuah film dokumenter Amazing Journey: The Story of The Who. Film ini berisi cuplikan gambar yang belum pernah dimasukkan ke dalam film-film dokumenter lainnya mengenai The Who, termasuk konser mereka di Universitas Leeds tahun 1970, serta konser Railway Hotel tahun 1964.

The Who mendapat kohormatan sebagai bintang acara VH1 Rock Honors 2008 di Los Angeles. Rekaman gambar berlangsung 12 Juli,dan ditayangkan pada 17 Juli 2008. Pada minggu yang sama, 12 lagu The Who dimasukkan ke dalam permainan video Rock Band. Pada Oktober 2008, The Who berangkat tur ke empat kota di Jepang dan 9 kota Amerika Utara. Pada bulan Desember 2008, mereka datang untuk menerima penghargaan Kennedy Center Honors. Acara ditutup dengan koor anggota kepolisian dan pemadam kebakaran untuk membalas kebaikan The Who yang telah tampil di The Concert for New York City setelah terjadinya Serangan 11 September.

Tur ke Australia dan Selandia baru selesai pada awal tahun 2009. Pada Agustus 2009, Townshend mengumumkan di situs web The Who bahwa dirinya sedang mengerjakan musikal berjudul Floss. Kali ini tentang seorang rocker tua bernama "Walter". Beberapa lagu di antaranya akan dimasukkan ke dalam album baru pada tahun 2010. Daltrey juga mengumumkan bahwa The Who akan melakukan tur pada tahun 2010.

Tahun 2010-an


Dalam tayangan CBS Sports 26 November 2009 antara Oakland Raiders dan Dallas Cowboys, National Football League mengumumkan The Who sebagai atraksi pertunjukan setengah main Super Bowl XLIV di Stadion Sun Life, Miami, Florida, 7 Februari 2010.Pertunjukan mereka terdiri dari medley "Pinball Wizard", "Baba O'Riley", "Who Are You", "See Me, Feel Me", dan "Won't Get Fooled Again".

Anggota


* Roger Daltrey: vokalis utama, gitar ritme, harmonika (1962–sekarang)
* Pete Townshend: gitar utama, kibor, synthesizer, vokal latar (1962–sekarang)

Mantan anggota

* John Entwistle: gitar bas, alat musik tiup, vokal latar (1962–2002)†
* Keith Moon: drum, perkusi (1964–1978)†
* Kenney Jones: drum, perkusi (1979–1988)

Anggota sewaktu tur


* Simon Townshend: gitar ritme, vokal latar (1996–1997, 2002–sekarang)
* Pino Palladino: bas (2002–sekarang)
* Zak Starkey: drum, perkusi (1996–sekarang)
* John "Rabbit" Bundrick: kibor, vokal latar (1979–1981, 1985–sekarang)


SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Kumpulan Album The who !!! ... Read More.. Read More..

The Beatles


The Beatles adalah salah satu grup musik rock populer sekaligus paling berpengaruh di era modern. Beranggotakan John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr, kebanyakan lagu mereka ditulis oleh Lennon dan McCartney. Popularitas mereka sedemikian tingginya di Britania Raya sehingga di tahun 1963 pers menelurkan istilah "Beatlemania". Mereka juga kemudian meraih sukses di Amerika Serikat dan seluruh dunia.



Dibentuk di Liverpool tahun 1959 dengan formasi awal John Lennon (Vokal, Gitar), Paul Mc Cartney (Vokal, Gitar), George Harrison (Vokal, Gitar), Stuart Sutcliffe (Bass) dan Pete Best (Drum). Namun tak lama kemudian Stuart Sutcliffe mengundurkan diri (hijrah ke Jerman dan menikahi Astrid Kircherr dan meninggal disana tahun 1962 akibat pendarahan di otak). Lalu pada tahun 1962 Pete Best hengkang dari The Beatles, dan posisinya digantikan oleh Richard Starkey alias Ringo Starr

Manager The Beatles, Brian Eipstein, pertama kali mengenal Beatles lewat banyaknya request pembeli piringan hitam di toko musiknya. Pertama kali Brian mencoba menawarkan Beatles kepada Decca Record, label besar perusahaan rekaman kala itu. Audisi bisa didapat, hanya saja manajemen Decca berpendapat bahwa kelompok musik gitar sudah lewat masa tenarnya. Kendati keempat pemuda menjadi patah arang, Brian akhirnya bisa mendapatkan audisi bagi mereka di satu label rekaman, Parlophone, yang sejatinya adalah perusahaan rekaman untuk siaran radio. George Martin, manajer Parlophone, setuju, dan dimulailah perekaman untuk album pertama The Beatles yang bertajuk "Please Please Me". Lagu Please Please Me dan Love Me Do merupakan andalan untuk album tersebut.

Diskografi


Please Please Me (#1 UK)Platinum
Label: Parlophone PMC 1202 (Mono)/PCS 3042 (Stereo)
Terbit: 1963-03-22 (mono) dan 1963-04-26 (stereo)
Side one Side two
"I Saw Her Standing There"
"Misery"
"Anna (Go to Him)"
"Chains"
"Boys"
"Ask Me Why"
"Please Please Me" "Love Me Do"
"P.S. I Love You"
"Baby It's You"
"Do You Want to Know a Secret"
"A Taste of Honey"
"There's a Place"
"Twist and Shout"


With the Beatles (#1 UK)Gold
Label: Parlophone PMC 1206 (Mono)/PCS 3045 (Stereo)
Terbit: 1963-11-22
Side one Side two
"It Won't Be Long"
"All I've Got to Do"
"All My Loving"
"Don't Bother Me"
"Little Child"
"Till There Was You"
"Please Mr. Postman" "Roll Over Beethoven"
"Hold Me Tight"
"You Really Got a Hold on Me"
"I Wanna Be Your Man"
"Devil in Her Heart"
"Not a Second Time"
"Money (That's What I Want)"


A Hard Day's Night (#1 UK)4X Platinum
Label: Parlophone PMC 1230 (Mono)/PCS 3058 (Stereo)
Terbit: 1964-07-10
Side one Side two
"A Hard Day's Night"
"I Should Have Known Better"
"If I Fell"
"I'm Happy Just to Dance With You"
"And I Love Her"
"Tell Me Why"
"Can't Buy Me Love" "Any Time at All"
"I'll Cry Instead"
"Things We Said Today"
"When I Get Home"
"You Can't Do That"
"I'll Be Back"


Beatles for Sale (#1 UK)Platinum
Label: Parlophone PMC 1240 (Mono)/PCS 3062 (Stereo)
Terbit: 1964-12-04
Side one Side two
"No Reply"
"I'm a Loser"
"Baby's in Black"
"Rock and Roll Music"
"I'll Follow the Sun"
"Mr. Moonlight"
"Kansas City/Hey, Hey, Hey, Hey" "Eight Days a Week"
"Words of Love"
"Honey Don't"
"Every Little Thing"
"I Don't Want to Spoil the Party"
"What You're Doing"
"Everybody's Trying to Be My Baby"


Help! (#1 UK)3X Platinum
Label: Parlophone PMC 1255 (Mono)/PCS 3071 (Stereo)
Terbit: 1965-08-06
Side one Side two
"Help!"
"The Night Before"
"You've Got to Hide Your Love Away"
"I Need You"
"Another Girl"
"You're Going to Lose That Girl"
"Ticket to Ride" "Act Naturally"
"It's Only Love"
"You Like Me Too Much"
"Tell Me What You See"
"I've Just Seen a Face"
"Yesterday"
"Dizzy Miss Lizzy"


Rubber Soul (#1 UK)6X Platinum
Label: Parlophone PMC 1267 (Mono)/PCS 3075 (Stereo)
Terbit: 1965-12-03
Side one Side two
"Drive My Car"
"Norwegian Wood (This Bird Has Flown)"
"You Won't See Me"
"Nowhere Man"
"Think for Yourself"
"The Word"
"Michelle" "What Goes On"
"Girl"
"I'm Looking Through You"
"In My Life"
"Wait"
"If I Needed Someone"
"Run for Your Life"


Revolver (#1 UK)5X Platinum
Label: Parlophone PMC 7009 (Mono)/PCS 7009 (Stereo)
Terbit: 1966-08-05
Side one Side two
"Taxman"
"Eleanor Rigby"
"I'm Only Sleeping"
"Love You To"
"Here, There and Everywhere"
"Yellow Submarine"
"She Said She Said" "Good Day Sunshine"
"And Your Bird Can Sing"
"For No One"
"Dr. Robert"
"I Want to Tell You"
"Got to Get You Into My Life"
"Tomorrow Never Knows"


Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (#1 UK)11X Platinum(Diamond)
Label: Parlophone PMC 7027 (Mono)/PCS 7027 (Stereo)
Terbit: 1967-06-01
Side one Side two
"Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band"
"With a Little Help From My Friends"
"Lucy in the Sky With Diamonds"
"Getting Better"
"Fixing a Hole"
"She's Leaving Home"
"Being for the Benefit of Mr. Kite!" "Within You Without You"
"When I'm Sixty-Four"
"Lovely Rita"
"Good Morning Good Morning"
"Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (Reprise)"
"A Day in the Life"


The Beatles ("The White Album") (#1 UK)19X Platinum(Diamond)
Label: Apple/Parlophone PMC 7067-7068 (Mono)/PCS 7067-7068 (Stereo)
Terbit: 1968-11-22
Side one Side two Side three Side four
"Back in the USSR"
"Dear Prudence"
"Glass Onion"
"Ob-La-Di, Ob-La-Da"
"Wild Honey Pie"
"The Continuing Story of Bungalow Bill"
"While My Guitar Gently Weeps"
"Happiness Is a Warm Gun" "Martha My Dear"
"I'm So Tired"
"Blackbird"
"Piggies"
"Rocky Raccoon"
"Don't Pass Me By"
"Why Don't We Do It in the Road?"
"I Will"
"Julia" "Birthday"
"Yer Blues"
"Mother Nature's Son"
"Everybody's Got Something to Hide Except Me and My Monkey"
"Sexy Sadie"
"Helter Skelter"
"Long, Long, Long" "Revolution 1"
"Honey Pie"
"Savoy Truffle"
"Cry Baby Cry"
"Revolution 9" (Instrumental)
"Good Night"


Yellow Submarine (#3 UK)Platinum
Label: Apple/Parlophone PMC 7070 (Mono)/PCS 7070 (Stereo)
Terbit: 1969-01-17
Side one Side two
"Yellow Submarine"
"Only a Northern Song"
"All Together Now"
"Hey Bulldog"
"It's All Too Much"
"All You Need Is Love" "Pepperland" (Instrumental)
"Sea of Time" (Instrumental)
"Sea of Holes" (Instrumental)
"Sea of Monsters" (Instrumental)
"March of the Meanies" (Instrumental)
"Pepperland Laid Waste" (Instrumental)
"Yellow Submarine in Pepperland" (Instrumental)


Abbey Road (#1 UK) 12X Platinum(Diamond)
Label: Apple/Parlophone PCS 7088 Albums in stereo only from this point on.
Terbit: 1969-09-26
Side one Side two
"Come Together"
"Something"
"Maxwell's Silver Hammer"
"Oh! Darling"
"Octopus's Garden"
"I Want You (She's So Heavy)" "Here Comes the Sun"
"Because"
"You Never Give Me Your Money"
"Sun King"
"Mean Mr. Mustard"
"Polythene Pam"
"She Came in Through the Bathroom Window"
"Golden Slumbers"
"Carry That Weight"
"The End"
"Her Majesty"


Let It Be (#1 UK)4X Platinum
Label: Apple/Parlophone PXS 1 (Box Set)/PCS 7096 (Regular LP)
Terbit: 1970-05-08 (Box Set)
1970-11-06 (Regular LP)
Side one Side two
"Two of Us"
"Dig a Pony"
"Across the Universe"
"I Me Mine"
"Dig It"
"Let It Be"
"Maggie Mae" "I've Got a Feeling"
"One After 909"
"The Long and Winding Road"
"For You Blue"
"Get Back"

Nah Begitulah Perjalanan Band Legendaris The beatles ... Semoga bermanfaat buat anda


SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Kumpulan Album The Beatles !!! ... Read More.. Read More..

Senin, 17 Januari 2011

Suicidal Sinatra


Genres: Rockabilly / Rockabilly
Location: Denpasar, Indonesia
Stats: 2 fans / 0 plays / 0 plays today

Members: Los Sinatras


Berawal pada tahun 1996 ketika sebuah band Speed metal (Soul of speed), Band Festival yang lumayan diperhitungkan oleh band band festival di Bali bahkan di pulau Jawa. Karena Seringnya menjuari beberapa Festival seJawa Bali.
Leo sang Gitaris rock kental yang hampir menyabet gelar Gitaris terbaik di setiap festival, menjadikan Band ini semakin dikenal di kalangan musisi berilmu tinggi.
Komang Kape bekas bassis band punk rock, pelan tapi pasti mampu mengimbangi kemampuan sang gitaris dengan American jazz bass nya.
Gus Tut Drumer death metal dengan kecepatan double pedal nya memberikan tempo cepat dan harmoni yang benar benar gagah di setiap pertunjukan.
opik front man vocalis berbakat dengan suara tinggi mengundang teriakan histeris para wanita.



Di tahun 2000 keluar nya sang drummer membuat band ini kehilangan arah dan itu berlangsung lumayan lama! Tapi di tahun 2002 kemudian posisi Drumer digantikan oleh
Ajie rock̢۪n roll yang pelan pelan mempengaruhi warna musik SoS, kala itu kita menyebutnya RockNroll Punk ala The living end.
Tahun 2003, Mulai dari sinilah perjuangan Suicidal Sinatra dimulai,satu tahun berjalan akhirnya th 2004 kita merilis mini album 8 lagu Valentin Ungu. dan memberikan warna baru di pasar musik indie nasional. Di buat terbatas 700 keping habis dalam beberapa bulan. Th 2005 Suicidal Sinatra kembali meluncurkan mini album 5 lagu Love Songs & Stinkin̢۪ Cheese. Tentu saja di sikat habis, berbekal album inilah Sinatra mulai menjajal panggung Nasional. Kabar baik datang di tahun 2006 salah satu lagu kami White Shoes dilirik oleh label Jepang untuk sebuah kompilasi Tropicalize vol. II, bersama band ternama dunia macam Jack Johnson dan Pennywize. Dengan api semangat yang membara dan membakar jiwa kami, Sinatra kembali melempar Boogie Woogie Psychobilly irama gelap lirik sosial pembrontak pertengahan tahun 2007 dibawah payung Ellectrohell record. Dalam format kaset atau tape. Dengan keluarnya album ini sepak terjang Sinatra di nasional semakin menjadi jadi.
Di tahun 2008 Opik sang vocalis terjebak dalam Delima harus berlayar dan meninggalkan Suicidal Sinatra. Keluarnya sang vocalis membuat kami terpuruk dalam ketidak jelasan. Kami bingung, tawaran manggung datang dan tidak bisa di tolak. Dengan semangat baru kami memutuskan,,.! Leo, pemuda pendiam dan tidak pernah ngomong sepatah kata pun di atas panggung harus bisa jadi vocalis. Kerja keras Leo membuahkan hasil th 2010 Label jepang kembali membawa Sinatra dalam kompilasi Slaper Asia. bersama beberapa band rockabilly asia.


Pertengahan 2010 tanpa ragu ragu Sinatra merilis album baru LOS SINATRAS Rock̢۪Nroll not for sale. Album ini tidak dijual belikan alias gratis, yang kami uploud di salah satu situs jejaring sosial. sebagai tanda terima kasih kami kepada Los Sinatras (sebutan Fans Suicidal Sinatra) yang selama ini tetap menyalakan api semangat Suicidal Sinatra.
Album LOS SINATRAS Rock̢۪Nroll Not For Sale berisi 5 lagu baru. Masa Kecil , Anak Rock, Hope, Los Sinatra dan I̢۪m Soldier. Bertemakan semangat perjuangan dan kasih sayang pada sahabat, anak anak dan keluarga dengan harapan tidak ada lagi kekerasan dimuka bumi ini. Bertempo sedang dan irama riang menjadikan album ini sangat mudah di dengar. Curian melodi nakal Leo Sinatra serasa bersautan dengan slaping contra bass Kape Sinatra, diiringi ketatnya penjaga tempo Ajie Sinatra dengan gebukan drum sederhana dan tidak berlebihan. Menjadikan album ini benar benar sempurna.
Dan di tahun 2010 juga kita harus kehilangan drumer kita aji the billy harus rela non aktif dari sinatra karena kepentingan pekerjaan yg tdk bisa ditinggalnya karena susah utk membagi waktu,dan sampai ini posisi yg ditinggalkan oleh aji the billy sudah bs digantikan oleh drumer poppies soldier (ska) asal bali anox sinatra yang kebetulan dia sudah sangat menguasai lagu2 sinatra sebelumnya karena sebelumnya anox adalah fans berat suicidal sinatra

Cheers
Suicidal sinatra

ARTIST DETAILS
Nama: SUICIDAL SINATRA
Tanggal/Tahun Berdiri : 16 Agustus 2004
Genre: Psychobilly/Rockabilly Nu Skool
Personnel:
1. Kappe Sinatra (stand up bass, vokal latar)
2. Leo Sinatra (guitar, vocal)
3. Anox Sinatra (drum)
CONTACT
Manager/Contact Person: Yunies Hanggoro, ST, MT
Ponsel.: 081905924585, 02199047450
E-mail: los.sinatras@gmail.com
Website: www.suicidalsinatra.blogspot.com, www.purevolume.com/suicidalsinatra
Address: Sanur, Bali - Indonesia
DISKOGRAFI
ALBUM
1. Valentine Ungu
Rilis: 2004
2. Love Songs & Stinkin̢۪ Cheese (EP)
Label: Electro Hell Records
Rilis: 2005
3. Boogie Woogie Psychobilly
Label: Electro Hell Records
Rilis: 2008
4. Los Sinatras
Label : Los Sinatras Records
rilis : September 2010

KOMPILASI
1. Tropicalize vol. II (kompilasi)
Lagu: White Shoes
Label: (label dari Jepang)
Rilis: 2006
2. Moshpit Mavericks (kompilasi)
Lagu: Iblis Surga
Label: The Blado Beatsmith
Rilis: 2008
3. Far East Slappers (kompilasi)
Lagu: Suicide Mission dan I̢۪m Soldier
Label: Broze First Record (Jepang)
Rilis: 2010
3. Rules Music indonesian (kompilasi)
Lagu: Polisi Moral
Label: Rules Music indonesian Record
Rilis: 2010
ADDITIONAL INFOS
Influenced by: The Living End, Tiger Army, Mad Sin, Reverend Horton Heat, The Clash, Johnny Cash, Frank Sinatra
Gigs Terbaik:
1. Panggung Utama Soundrenaline, Denpasar
2. Tour bersama 7Crowns, Bali-Malang-Surabaya-Gresik-Yogya
3. Panggung Utama Soundrenaline, Denpasar
4. Thursday Riot at Parc, Jakarta
5. Jakarta Rock Parade
6. Pekan Raya Jakarta
7. PENSI SMU Jawa-Bali
8. Dare 2 Care DI Jogjakarta
9. Java Rockingland

Thanxs bgtu sdikit info mengenai suicidal sinatra "muga bermanfa'at" salam Bonj !!!


SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Kumpulan Lagu Suicidal Sinatra !!! ... Read More.. Read More..

Sabtu, 15 Januari 2011

Boomerang


Latar belakang

Lahir Surabaya, Indonesia
Jenis Musik Hard Rock
Tahun aktif 1991 - sekarang
Perusahaan rekaman Logiss Records (1997-2003)
Sony BMG Music Entertainment Indonesia (2004-2007)


Logiss Records
Anggota
Roy Jeconiah
Hubert Henry Limahelu
Farid Martin
Andry Franzzy
Mantan Anggota
John Paul Ivan

Boomerang adalah sebuah kelompok musik rock papan atas Indonesia dari Surabaya. Resmi berdiri pada 8 Mei 1994 dengan nama Lost Angels, tetapi sudah mulai berkiprah sejak tahun 1991.

Mereka konsisten tampil di jalur rock, meskipun demikian mereka tidak membatasi pengaruh berbagai macam aliran/style musik. Itu semua menjadi semacam trade mark atau ciri musik yang berbeda dari kelompok ini.



* 1.Prestasi
* 2.Sejarah


* 1.Prestasi

Pengalaman yang sudah mereka kumpulkan antara lain adalah masuk dalam 10 besar terbaik Festival Rock Se-Indonesia ke 7 versi Log Zhelebour pada tahun 1993 dan berhak mendapat kesempatan untuk merekam single pertama mereka "No More" dalam album 10 finalis Festival Rock ke 7 Log Zhelebour.

* 2.Sejarah

Pada awal tahun '90-an, Hubert Henry Limahelu a.k.a. 'HH5H' (bass), John Paul Ivan a.k.a. 'JPI' (gitar), Roy Jeconiah Isoka Wurangian (vokal) dan seorang drummer mendirikan sebuah band dengan nama 'Lost Angels', sebuah permainan kata dari nama kota Los Angeles dan sekaligus berarti `Malaikat Tersesat`.

Pada tahun 1994 mereka direkrut oleh perusahaan rekaman Logiss Record. Dan pada bulan Maret - April 1994 dibawah produser Log Zhelebour di studio Nirwana Record, Surabaya, mereka bekerja hampir 18 jam setiap harinya untuk merekam album perdana mereka. Sementara selesai dengan proses rekaman album perdana mereka dan menunggu pembuatan cover kaset, mereka memutuskan untuk mengeluarkan drummer mereka karena tingkah lakunya tidak bisa lagi sejalan dengan idealisme tujuan semula kelompok mereka dan terlalu mementingkan materi pribadi.

Pada 8 Mei 1994 mereka sepakat untuk mengganti nama Lost Angels menjadi Boomerang yang juga menjadi judul album perdana mereka yang dirilis dipasaran pada 1 Juli 1994 dengan single hit `Kasih`. Oleh karena itu pada pembuatan klip `Kasih` di album pertama, mereka hanya tampil bertiga. Untuk mengisi kekosongan posisi drummer pada saat mereka harus melakukan tour dan konser, mereka merekrut Farid Martin yang dikenal mereka dari Mas Tony, Sound Engineer pada album pertama dan kedua Boomerang. Pada tanggal 1 Januari 1995 Farid Martin resmi menjadi anggota tetap Boomerang.

Namun pada pertengahan 2005, didasari "perbedaan prinsip", JPI memilih untuk keluar dari Booomerang dan memutuskan untuk bekerja sendiri. JPI membentuk band supergrup Trio JPI bersama dengan bassis Bondan Prakoso dari Funky Kopral dan Cliff sebagai drummer.dan Eron markuzz sebagai vokalis. mantan voklis macan band yang terkenal suara melengking nya .yang siap Meramaikan panggung musik rock di Indonesia.

Sebagai pengganti JPI, Boomerang sempat merekrut dua gitaris muda Indonesia, Oi dari Power Metal dan Tommy gitaris asal Riau .Tidak puas dengan performa mereka, Boomerang merekrut salah satu gitaris handal Indonesia Andry Franzzy yang merupakan mantan gitaris Powerslaves pada awal tahun 2006.

*Album Karya Boomerang

* Boomerang (1994)
* KO (1995)
* Disharmoni (1996)
* Hits Maker (1997)
* Segitiga (1998)
* Hard 'n Heavy (1999)
* Best Ballads (1999)
* Xtravaganza (2000)
* The Greatest Hits of Boomerang (2003)
* Terapi Visi (2003)
* Urbanoustic (2005)
* Suara Jalanan (2009)


SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Boomerang - Suara Jalanan !!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Boomerang - Gadis extra vaganza !!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Boomerang - Disharmoni!!! ... Read More.. Read More..

Slank - Rock n Roll of Indonesia


Kota Asal : Jakarta - Indonesia

Tahun aktif :1983 - sekarang

Aliran :Rock, Blues

Label :Slank Records
Manajemen

Personil :Bimbim
:Kaka
:Ridho
:Ivanka
:Abdee Negara


Mantan personil :Bongky (bass)
:Parlin Burman/Pay
:Indra Q
:Reynold

Situs web :www.slank.com

Slank adalah sebuah grup musik di Indonesia. Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983 karena bosan bermain musik menjadi cover band dan punya keinginan yang kuat untuk mencipta lagu sendiri. Dan berhasil menjadi salah satu musisi bersejarah dan dikenang serta berpengaruh sepanjang masa di Indonesia. Selain itu Slank juga menyandang predikat Indonesia's Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada tahun 2008 dan 2009 dengan honor Rp 500 Juta per show.




Awal Karier
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) bentukan Bimo Setiawan Sidharta (Bimbim) pada awal tahun 80-an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.
Bimbim meneruskan semangat bermusik mereka dengan kedua saudaranya Denny dan Erwan membentuk Red Evil yang kemudian berganti nama jadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean dengan personel tambahan Bongky (gitar) dan Kiki (gitar). Kediaman Bimbim di Jl. Potlot 14 jadi markas besar mereka dan menjadi situs wajib yang harus dikunjungi para Slanker.
Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank. Dengan perjuangan panjang terbentuklah formasi ke-13, Bimbim, Kaka, Bongky, Pay dan Indra, Slank baru solid.
Dengan formasi Bimbim (Drum), Bongky (Bass), Pay (Gitar), Kaka (Vokal) dan Indra (Keyboard) mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.

Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit-Suit... He He He (Gadis Sexy). Album yang menampilkan hit Memang dan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album tersebut juga seakan "menampar" industri musik Indonesia yang kala waktu itu masih gencarnya lagu lagu Malaysia seperti tembang Issabella milik Search. Musik Slank yang Rock 'N Roll Blues itu bisa dibilang penyelamat kaum anak muda di Indonesia. Gayanya yang cuek dan slengean tapi bersahabat itu menarik massa yang saat itu masih sebatas minoritas.
Album kedua mereka, Kampungan pun meraih sukses yang sama.. Hits single dari album Kampungan adalah Mawar Merah dan Terlalu Manis yang dibuat dalam dua versi. Suka suka dan Jualan. Namun anehnya,, justru lagu yang versi Suka suka lah yang menjadi hits dan sering dimainkan. Lagu nya memang damai karena Kaka bermain harmonika (bukan pertama kali ini saja Kaka bermain harmonika). Di album Kampungan ini pun,Slank memasukkan lagu Nina Bobo. Nafas Rock 'N Roll dan Blues masih terasa di album ini. Wajar,, karena nyawa musik Slank ada di situ.
Tahun 1993 bulan Desember, Slank merilis Album ketiga yang diberi judul Piss/Tiga. Semboyan Peace di plesetkan menjadi Piss. Semboyan Piss menjadi trend di masa itu (mungkin juga sampai sekarang). Hits single dari album ini adalah Piss dan Kirim Aku Bunga. Cover album ini adalah seorang model yang meniru pose Jim Morisson (The Doors). Namun banyak yang berpendapat bahwa model di cover tersebut adalah Bimbim.
Tahun 1994, Slank lagi-lagi merilis sebuah album yang diberi titel Generasi Biroe. Lagu ini juga sering dibawakan sampai saat ini. Hits single dari album ini adalah Generasi Biroe, Terbunuh Sepi, dan juga Kamu Harus Pulang yang sering dimainkan saat ending show mereka.
Album ke lima mereka, Minoritas dirilis pada Januari 1996. Menampilkan single Bang Bang Tut yang juga sukses dipasaran dan masih sering dinyanyikan di show mereka. Di album ini juga Bimbim menyanyikan sebuah lagu miliknya yang berjudul Bidadari Penyelamat. Unik nya,, lagu ini tidak ada aransemen apapun. Hanya suara Bimbim saja.
Perpecahan Band
Pada saat menggarap album keenam Lagi Sedih, Bimbim selaku leader akhirnya memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra. Namun ada juga yang menyebutkan bahwa Bongky, Indra dan Pay keluar atau mengundurkan diri karena perilaku Bimbim dan Kaka yang sudah terlampau parah dalam penggunaan narkoba. Perpecahan tersebut sebenarnya sudah bisa terlihat di album ke empat mereka di lagu Pisah Saja Dulu. Bimbim bahkan berniat untuk membubarkan Slank. Namun sebuah surat yang ditulis dengan darah oleh seorang Slanker membuatnya mengurungkan niatnya. Isinya menyeramkan. Dia bersumpah untuk membunuh Bimbim jika Bimbim benar benar melaksanakan niatnya untuk membubarkan Slank. Kaka dan Bimbim tetap menggarap album ke-6 dengan bantuan additional player. Reynold masuk untuk mengisi posisi gitar dan Ivanka yang waktu itu sering nongkrong di Potlot juga ikut membantu dalam mengerjakan project Slank untuk album ke enam dengan formasi masa transisi ini.
Album Lagi Sedih pun dirilis pada Februari 1996. Dengan single Koepoe Liarkoe dan Tong Kosong membuktikan Slank masih bisa survive. Tawaran manggung pun berdatangan. Dan saat tinggal beberapa kota yang akan diselesaikan dalam rangkaian show nya,, Reynold menyatakan ingin keluar dari Slank. Alasannya karena beliau juga tidak kuat karena Bimbim dan Kaka yang saat itu masih terjerumus dengan narkoba. Walaupun saat itu sudah dibujuk untuk menunda pengunduran dirinya,, Reynold tetap tidak ingin melanjutkan sisa show nya. Saat itu lah reformasi di tubuh Slank terjadi.
Narkoba
Terbujuk rayuan teman di Bali 14 tahun lalu, Bimbim—penabuh drum grup musik Slank—dan keponakannya, Kaka—vokalis Slank—pun mencecapi ”obat langit” yang membuat pemakainya melayang-layang dan ketagihan.
Waktu pertama kali mencoba (1994), mereka bilang badan jadi tidak enak. Muntah-muntah. Enek. Tapi kok besok paginya mencari lagi? Itulah putau, sekali pakai orang langsung ketagihan. Maka berlanjutlah ia memakai putau.
Semenjak memakai jenis narkoba ini, Bimbim yang biasanya pendiam, rapi, tak suka teriak-teriak, tiba-tiba berubah. Demikian juga Kaka.
Banyak pengalaman pahit, dari sejak mereka pakai (1994) sampai tahun 1999. Pengalaman di Lubuk Linggau (1998) juga tak terlupakan. Mereka ”kehabisan barang”, sakau. Tidak ada orang jual barang seperti itu di Lubuk Linggau. Bimbim sampai tidak bisa bangun, di kamar. Padahal mereka masih harus melayani wartawan, wawancara. Tinggal Kaka, yang badannya lebih kuat, melayani wartawan, meski dengan susah payah. [3]
Slank membantah anggapan bahwa dengan mengkonsumsi Narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. [4]
"Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai Narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa Narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka. [4]





Masuknya Abdee, Ridho, dan Ivanka (Formasi akhir)
Ivanka ditarik menjadi member resmi. Slank yang sepeninggal Reynold langsung bergerak cepat. Management langsung mencari orang untuk untuk menyelesaikan sisa show di beberapa kota. Ivanka merekomendasikan Abdee Negara untuk membantu Slank. Abdee dan Ivanka memang sebelumnya sudah bersahabat dan satu Band di Flash. Sedangkan manager Slank waktu itu,,Mbak Wiwid mengontak Mohammad Ridwan Hafiedz (Ridho) yang baru saja menyelesaikan sekolah gitarnya di Hollywood untuk diminta bantuannya. Mereka pun ditugaskan untuk menghafal 35 lagu Slank dalam waktu satu minggu. Sebuah target yang besar dan waktu yang singkat. Namun mungkin karena dua orang itu adalah seorang musisi yang hebat,, target tersebut tercapai. Dengan adanya dua gitaris ini sebenarnya sangat membingungkan juga karena sebelumnya Slank hanya memakai satu gitaris. Namun karena waktu yang sangat singkat dan mendesak,, akhirnya dua orang tersebut dipakai untuk melengkapi formasi inti Slank. Dan ketika konser pun, semua mata hampir tertuju ke arah dua gitaris baru tersebut. Ketika itu Slank diprediksi akan hancur dalam setahun namun ternyata formasi ini bertahan hingga saat ini dan mereka terus melahirkan karya-karya yang menegaskan eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.[1]
Album baru dan semangat baru
Masuknya Abdee dan Ridho dalam formasi inti Slank membuat Bimbim dan Kaka melanjutkan perjalanan bermusiknya. Diawali dengan album Tujuh yang dirilis January 1997 dengan single yang menghentak yaitu Balikin. Lagu yang menandakan bahwa Bimbim dan Kaka ingin rehat dan sehat dari ketergantungan. Ditambah dengan Abdee dan Ridho yang benar-benar bersih dari narkoba semakin menguatkan niat mereka. Mereka berhenti bukan karena takut diikuti massa yang memang sudah banyak,, namun mereka berhenti justru karena sudah banyaknya yang mengikuti mereka memakai narkoba. Album tersebut terjual satu juta copy hanya dalam hitungan minggu. Bimbim lagi-lagi menyumbang suaranya dalam lagu Bimbim Jangan Menangis. Sebuah curhatan yang tercipta sejak tahun 1993. Ridho bermain keyboard di lagu ini. Di tahun ini pulalah Bunda Iffet selaku Ibunda dari Bimbim mengambil alih jabatan menjadi Manager Slank.

Album berikutnya Mata Hati Reformasi dirilis. Lagu-lagu di album ini banyak bercerita tentang masalah sosial dan pemerintahan di zaman reformasi. Ketinggalan Zaman menjadi andalan di album ini. Slank juga mengaransemen ulang lagu tradisional yang diberi judul Punk Java. Di album ini juga terdapat sebuah lagu yang seharusnya di rilis pada album Tujuh namun terkena sensor. Namun saat Orba rezim Soeharto runtuh, lagu tersebut bisa masuk dalam album ini. Siapa Yang Salah adalah judul lagunya. Yang unik dari lagu ini adalah lagu ini hanya dimainkan oleh Bimbim dan Kaka. Mereka berdua yang memainkan semua. Bimbim juga mengambil dua porsi lagu yang dia nyanyikan. Aktor Intelektual dan Nggak Mau Percaya. Di album ini Slank memberi bonus sebuah kalung tiap satu buah kaset original. Ada peringatan di belakang kaset untuk didampingi kepada pendengar dibawah umur. Banyak lagu yang direkam secara live di album ini.

Tahun 1998 juga Slank menyelenggarakan konser dengan judul Konser Piss 30 Kota yang direkam dan dijual ke pasaran. Lagu yang direkam secara live dan ada bonus dua buah lagu baru yaitu Pintu dan Makan Gak Makan. Album ini banyak sekali mengambil tema lagu-lagu politik yang di masuk kan ke dalam nya. Bimbim bernyanyi di lagu Kalo Aku Jadi Presiden namun ada lirik yang dirubah oleh nya. Hampir di setiap lagu, ada sedikit "ceramah" dari Kaka maupun Bimbim.

Tahun 1999 Slank merilis double album yang diberi judul 999+09. Ada total 27 lagu yang dibuat dalam dua versi. Yaitu versi abu-abu dan versi yang biru. Versi yang biru memiliki single Bintang Kesiangan dan Anak Mami sedangkan versi abu-abu adalah Orkes Sakit Hati dan Ngangkang serta Malam Minggu Lagi. Konon, saking banyaknya lagu yang mau dijadikan single, Slank mengumpulkan massa di Potlot dan mendengarkannya kepada pendengar untuk dimintai pendapatnya perihal lagu mana yang akan dijadikan single. Lagu Orkes Sakit Hati memang ditujukan kepada orang-orang dan politisi yang cenderung menguraikan janji-janji manis nya. Di PV (promo video)lagu tersebut juga Slank bermain di tengah-tengah masyarakat kecil. Bimbim mengambil jatah dua lagu dari masing-masing album. Sista Petty di album abu-abu dan Friday di album biru.Bonus dari album ini adalah sebuah kantong kecil yang biasa dipakai di ikat pinggang. Tahun 1999 pun menjadi tahun dimana Bimbim mengakhiri masa lajangnya dan menikahi seorang gadis bernama Reny.
Slank kemudian merilis sebuah album the best yang diberi titel De Bestnya Slank. Berisi lagu lagu pilihan dengan satu lagu dari album sebelumnya yang di remix oleh DJ Anton di lagu Ngangkang. Dan sebuah live lagu Malam Minggu Lagi yang direkam di Potlot.
Next album,, Virus dirilis pada 2001. Berisi single Virus, Jakarta Pagi Ini, dan #1. Bonus dari album ini adalah sebuah tattoo dan kartu koleksi Slank. Lagu bertema sosial juga dimasukkan di album ini. Keprihatinan Slank tentang pembabatan hutan bisa ditangkap lewat lagu Lembah Baliem. Bahkan Slank memasukan lagu Yamko Rambe Yamko di akhir lagu Lembah Baliem. Lagu yang berasal dari tanah Papua. Di lagu #1 dan Symphaty Blues, Slank untuk pertama memasukkan unsur orkestra di lagu nya. Erwin Gutawa orkestra lah yang ikut membantu lagu yang ditaruh di track terakhir itu. Sebelum lagu #1, Anda bahkan bisa mendengar permainan solo Abdee di lagu Kereta terakhir. Di lagu Symphaty Blues, Anda bisa mendengar suara seorang wanita yang konon itu adalah istri dari Kaka, Tascha.

Sukses album Slank sendiri langsung diikuti dengan konser Virus Road Show 22 Kota di Indonesia dan hasil Live nya sendiri bisa didengar di album yang diberi judul A Mild Live Slank Virus Road Show dengan bonus tambahan satu buah lagu baru dengan judul yang sangat menarik, I Miss You But I Hate You dan bonus sebuah Koran Koranan Slank. Koran Koranan Slank ini adalah cikal bakal lahirnya media bulletin yang bisa didapatkan diluar (tanpa harus membeli kasetnya) secara berkala. Ini adalah album live kedua Slank setelah Konser Piss 30 Kota.
Dalam versi kaset,,terdapat permainan solo dari Abdee, Ridho, dan Ivanka. Rekaman lagu Pak Tani yang di Jember dimana terjadi keributan antar penonton pun dimasukkan di kaset ini[3]. Namun jika Anda melihat yang versi VCD nya,, konser yang di ambil adalah yang di Jember. Di lagu Bocah, Ivanka bermain gendang terlebih dahulu sebelum memainkan gendangnya. Di lagu Pak Tani dimana ada keributan tersebut, Slank mengajak penonton untuk melakukan semacam tanya jawab di tengah-tengah lagu dan yang menarik adalah saat Kaka bertanya apakah mungkin jika Slank menjadi presiden, dan jawabannya ternyata tidak mungkin. Di lagu Kamu Harus Pulang yang menjadi penutup konser pun diselipi ucapan terima kasih kepada semua pihak di tengah-tengah lagu.

Seperti tak mengenal lelah,,Slank lagi-lagi merilis album studio kesebelas nya yang diberi titel Satu Satu (11) pada tahun 2003. Bulan dan Bintang, Gara-Gara Kamu, dan Jembatan Gantung menjadi hitsnya. Lagu Bulan dan Bintang juga masuk dalam soundtrack film Novel Tanpa Huruf R. Lagu Gara-Gara Kamu ditujukan kepada narkoba yang sempat membuat mereka mengalami masa-masa kritis. Tingkat kreativitas Slank saat itu bisa dibilang sangat tinggi dan sangat produktif. Bisa dibilang di tahun ini lah mereka benar-benar bersih dari ketergantungan. Album ini juga diikuti dengan award AMI Award kategori album rock terbaik. Album ini diberi bonus kondom dan kartu koleksi Slank. Cover depan album pun ditulis 'EDISI KHUSUS SUAMI ISTRI'. Di album ini Kaka sudah tidak berambut panjang gimbal namun menjadi lebih pendek namun tetap keriting. Bimbim menyumbang suaranya di lagu Jadi Masalah. Di PV Jembatan gantung, Slank tidak tampil namun hanya para siswa sekolah yang diperankan Marshanda dan beberapa remaja lainnya.

Slank kemudian menyelenggarakan Satu-Satu Live Tour di kota-kota Indonesia. Beberapa lagu di konser tersebut dimasukkan ke album live ketiga mereka yang diberi titel Bajakan. Bajakan adalah bentuk kegelisahan Slank terhadap para pembajak yang dengan mudah dan gampangnya mencuri hak cipta seorang pemusik. Lagu lagu yang direkam semuanya adalah live hasil konser dibeberapa tempat dan event. Ada tiga lagu baru yang dimasukkan di album live ketiga Slank ini. That's All,, yang direkam pada konser Satu-Satu Live Tour ini menjadi single disusul Bendera 1/2 Tiang yang direkam di studio Parah di Potlot dan juga lagu hasil kolaborasi dengan group musik dari Korea Selatan berjudul South Asia. South Asia direkam secara live bersama Yoon Band dari Korea. Lagu ini pernah dibawakan saat Slank bermain di Korea. Yoon Band pun ikut berkolaborasi di lagu I Miss You But I Hate You milik Slank yang direkam pada acara Impresario. Sang vokalis dari Yoon Band mengubah liriknya menjadi bahasa korea. Lagu tersebut juga masuk dalam album Bajakan ini. Ada juga lagu dimana Slank berkolaborasi dengan raja dangdut Rhoma Irama di lagu Balikin. Kaka tidak banyak bernyanyi di lagu ini. Malah Rhoma lah yang mengambil hampir seluruh bagian yang dinyanyikan Kaka. Hasil konser Tiga Dimensi pun dimasukkan kesini. Ending album Bajakan adalah Sumpah Anti Pembajak yang di deklarasikan Slank bersama Slanker se-Indonesia. Bonus album ini adalah sebuah pick guitar.

Slank merayakan ulang tahun ke 20 nya di Lebak Bulus. Konser yang diberi judul Metamorfosa Sebuah Generasi ini banyak diisi para musisi yang meramaikan acara ini diantaranya Ungu, Koil, dll. 20 tahun bermain musik dan berkreasi belumlah cukup untuk Slank. Mereka masih ingin bermimpi dan meraih mimpi-mimpinya.
Album Live pertama di dunia
Memasuki tahun 2004 dimana punk berhasil menggebrak musik Indonesia, Kaka mengubah image dirinya dengan rambut mohawk. Punk ala Slank. Begitu mereka menyebutnya. Slank dan Naif menggelar konser bersama bernama Road to Peace 24 Kota. Yang menarik dari konser ini adalah, dibawakannya lagu-lagu baru yang belum pernah dibawakan dan hasil lagunya direkam secara live dan dijadikan album berikutnya. Jika biasanya Slank merekam lagu, rilis, kemudian tour,, kali ini tidak. Mereka tour sambil merekam secara live di panggung, baru kemudian merilisnya. Album ini diberi nama Road to Peace. Naif juga berkolaborasi di lagu Amrozy Gitting yang direkam di studio Parah milik Slank. Dua lagu yaitu Amrozy Gitting dan P3K direkam di Potlot, markas mereka sedangkan yang lainnya direkam di atas panggung. Mars Slankers dan Salah menjadi jagoan di album ini. Di album ini juga dimasukkan sebuah karya dari Mochtar Embut berjudul Mars Pemilu yang diaransemen menjadi aransemen rock oleh Slank. Album ini konon disebut sebagai album live pertama di dunia. Walaupun sudah pernah ada yang merekam full album secara live seperti Greateful Dead dan Blues Traveler,, namun band tersebut tidak merekam nya di atas panggung seperti yang dilakukan Slank. Untuk pematangan konsep pun, Slank tidak ragu dan malu untuk menyewa sebuah studio ketika Slank berada di kota tempat mereka akan show. Bahkan lagu Make Love Not War direkam saat Slank sedang checksound di Yogyakarta. PV lagu Mars Slanker mencampurkan unsur animasi di dalamnya sedangkan PV lagu Salah, lagi-lagi Slank tidak ada di video tersebut.Bonus dari album ini adalah sebuah poster dan masker berlogo peace yang di design oleh seorang Slanker dari Makassar bernama Firman.
Tahun 2004 ini juga Slank mewakili Indonesia untuk tampil di acara MTV Asia Aid di Thailand dan membawakan sebuah lagu yang diambil dari album Satu Satu yaitu Karikatur. Selain Slank, musisi lain yang tampil di event tersebut adalah Simple Plan, Rain, Siti Nurhaliza, Namie Amuro, Jay Chou Hoobastank, dll.

Di akhir tahun 2004, lagi-lagi Slank merilis sebuah album baru. P.L.U.R adalah nama albumnya. PLUR adalah singkatan dari kata Peace, Love, Unity, Respect. Sebuah semboyan baru Slank (sebelumnya Slank setia dengan jargon Piss). Album ini mengandalkan Ku Tak Bisa, Biru, dan Juwita Malam sebagai jagoan. Juwita Malam ini adalah lagu ciptaan Ismail Marzuki. Dibuat dalam dua versi. Punk dan Blues. Lagu Juwita Malam dan Biru masuk dalam soundtrack film Banyu Biru yang dibintangi Tora Sudiro. Bimbim bernyanyi kembali di lagu Indonesiakan Una. Bonus album ini adalah sebuat sticker dan poster kalender. Dan album ini, di akhir tahun 2005 menurut majalah GitarPlus masuk sebagai album gitar rock terbaik tahun tersebut bersama dengan Gigi, Edane, dan Netral. Alasannya adalah permainan gitar Abdee dan Ridho yang cenderung blues dan rock 'n roll menyaru ke permainan gitar rock modern.
Di tahun 2004 ini Slank merayakan ulang tahun ke 21 tahun di kota Surabaya pada 26 Desember bertepatan dengan bencana besar di Aceh. Sebenarnya di album ini pun Slank membuat lagu tentang Aceh yaitu Atjeh Investigation. Lagu Gossip Jalanan yang membuat gerah para politisi pun terdapat di album ini.
Bencana Aceh tersebut lantas dijadikan destinasi oleh Slank untuk mengumpulkan dana dan memberikan sumbangan di tengah-tengah promo album P.L.U.R tersebut. Akhirnya di awal tahun 2005, Slank dan Iwan Fals diajak oleh Deteksi Production untuk menggelar konser di 27 Kota Indonesia yang diberi judul Bersatu Dalam Damai. Slank dan Iwan Fals berhasil mengumpulkan total 2,9 Milyar Rupiah yang akan disumbangkan untuk korban bencana alam tsunami di Aceh dan sekitarnya. Target dari Deteksi dan A Mild adalah Rp.3 Milyar sehingga angka tersebut di bulatkan menjadi Rp.3 Milyar yang disumbangkan ke Aceh. Terjadi insiden di Bengkulu dalam konser ini dimana Kaka harus dilarikan ke dokter umum karena terkena timpukan dari penonton yang mengakibatkan pendarahan pada mulutnya. Namun show masih dilanjutkan. Konser ini diakhiri di Ancol.

Tahun 2005, Slank di daulat leh MTVIndonesia menjadi Icon dari MTV. Saat itu Slank berhasil mengalahkan saingan laiinya diantaranya Dewa dan juga Chrisye. Malam penganugerahan gelar tersebut diselenggarakan di TMII Jakarta dan musisi yang hadir di situ membawakan lagu Slank. Acara itu dimeriahkan oleh Gigi, Seurieus, Netral, Shanty dll. Slank sendiri tampil di akhir acara dan memedley lagu-lagunya.
Di tahun 2005 ini pula lah Slank untuk pertama kalinya show di Korea Selatan. Pada tanggal 7 Oktober 2005, Slank bermain di kota Gwangju. The May 18 Memorial Foundation yang mengundang Slank untu tampil dalam acara yang diberi judul Echo of Music Concert. Slank membawakan dua buah lagu yaitu Bang Bang Tut dan Virus (English Version). Dalam konser ini, Slank juga bertemu kembali dengan Yoon Band,musisi yang berkolaborasi dengan Slank dan menghasilkan sebuah lagu yang masuk ke dalam album mereka masing-masing.

Masih di tahun yang sama, Abdee Negara selaku gitaris Slank melelang gitar Fender Stratocoaster nya. Dibuka dengan harga Rp 10 Juta, dan berharap bisa mencapai Rp 20 Jutaan, perkiraan Abdee ternyata jauh meleset. Angkanya terus naik dan akhirnya terjual seharga Rp 325 Juta. Adrie Soebono, seorang promotor kondang dari JAVA Musikindo itulah yang berhasil mendapatkannya. Bahkan terlihat Abdee sempat ingin meneteskan air mata setelah tahu harga gitar yang telah setia menemaninya itu (gitar Abdee tersebut dipakai saat rekaman maupun tour Slank dari pertama Abdee bergabung) dinilai sangat tinggi melebihi bayangan awalnya. Ivan juga sempat melelang bass Tobias Legend kesayangannya dan berhasil meperoleh Rp. 5 Juta.

DI tahun 2005, Slank sempat merilis sebuah Video Live dalam format DVD dan VCD. Diambil dari konser A Mild Live Soundrenaline saat itu. Lagu-lagu nya di ambil dari lima kota tempat berlangsungnya konser tersebut (Bali, Palembang, Bandung, Surabaya, dan Semarang). Slank juga mengajak vokalis Crowned King, Shawn Frank untuk berkolaborasi di lagu I Miss You But I hate You. Ada sedikit dokumentari di setiap clip nya.
Ajaran bernama SLANKISME
Di penghujung tahun 2005, Slank kembali merilis sebuah album studio ke 14 nya yang diberi titel SLANKISSME. Dan ulang tahun Slank yang ke 22 tahun di Ancol pun sedikit banyak telah memainkan lagu-lagu baru dari album tersebut. Konser ulang tahun yang kali ini pun dimeriahkan oleh PAS Band, Peterpan, Naif, Seurieus, J-Rock's, The Brandals, Speaker F1rst, Teamlo, Melanie Soebono, Ratu, Cokelat, Jacko, Shanty dll. Di beberapa lagu, Slank berkolaborasi dengan para bintang tamu. Konon, total lagu yang dimainkan Slank sepanjang konser tersebut adalah 40 lagu.
Slankissme sendiri adalah sebuah ambigu kalimat dari Slank Kiss Me, Slank Is Me, dan Slankisme. Bimbim menyebut bahwa ada 13 ajaran 'gak sempurna dari Slankisme, dan itu harus diketahui oleh para Slanker, agar mengerti dan menjalani nya. Kenapa, karena memang kesempurnaan hanya milik Tuhan. Begitu kata Bimbim. Dan "tiga belas ajaran gak sempurna ini" dijadikan manifesto Slank, dan Bimbim selalu membacakan nya di saat Slank berkunjung ke suatu negara. Namun, Di dalam negeri pun Slank sering kali membacakan manifesto-nya tersebut. Single dari album ini adalah SBY, singkatan dari Sosial Betawi Yoi, dan dua tembang ballad nya, Gak Ada 2nya dan Yang Manis yang ketiga nya dibuat PV nya. Di lagu Kritis BBM dan Alami, Bimbim menciptakannya dalam satu hari. Slank bermain akustik di lagu Alami.

Di awal tahun 2006, Slank berangkat ke Jepang untuk konser disana. Konser pada tanggal 2 January itu bertujuan untuk acara charity for Sumatra. Kemudian Slank gencar mempromosikan album baru nya. Baik dari live on air di televisi atau juga konser tour nya yang menjangkau 60 kota di Indonesia. Bisa dibilang ini adalah tahun tersibuk Slank, karena di tahun ini, selain promo album Slankissme, Slank juga menjalani tour di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten dalam rangka konser Ngedjinggo Bareng Slank, lalu merilis Album Slank Since 1983 di Malaysia dan promo di negara tersebut. Di Malaysia, Slank harus kerja keras dan mereka kelelahan karena harus interview di televisi, radio serta media cetak disana. Dan puncaknya adalah ketika Bimbim menolak seorang fans yang meminta foto bersama. Di tour Ngedjinggo Bareng Slank ini, setiap Slank mampir ke suatu kota, selalu saja mampir ke suatu tempat untuk kegiatan bhakti sosial, atau juga kegiatan lainnya yang melibatkan rakyat kecil dan juga kesenian dan budaya setempat. Slank juga masih sering tampil di televisi, lalu juga konser sebagai penutup di event musik terkenal Soundrenaline. Bukan hanya itu, Slank juga mampir ke Amerika untuk mengisi acara di 5 tempat live house di beberapa kota di Amerika. Slank di undang oleh para mahasiswa disana. Hal itu dijadikan kesempatan untuk membawa CD demo album Slank yang telah di translate ke bahasa Inggris agar albumnya bisa rilis di luar negeri dan go internasional. Untuk itulah Slank gencar mencari cara dan usaha agar bisa terbang dan bermain di sana. Kesempatan emas itu pun hadir tatkala Slank mengundang dua produser di konser mereka. Satu dari Amerika dan satu dari Kanada. Blues Saraceno, mantan gitaris group band Poison yang juga guru gitar Ridho ketika menuntut ilmu di Musician Institute, Hollywood, hadir sebagai produser yang ingin melihat aksi Slank. Dan satu lagi seorang produser dari Kanada yang juga hadir bersama vokalist dari group Crowned King, Shawn Frank, yang pernah berkolaborasi dengan Slank ketika konser Soundrenaline tahun 2005 di Bali turut serta hadir jauh-jauh dari Kanada. Mereka berdua tertarik dan akhirnya Slank lebih memilih Blues Saraceno. Alasan Slank ingin berkarier di luar negeri karena mereka telah jenuh, dalam artian, hampir semuanya sudah pernah di raih oleh Slank di Indonesia. Makanya, Amerika dan dunia lah tujuan berikutnya Slank. Slank ingin kembali menjadi Underground, yang belum dikenal oleh siapa-siapa, yang belum terkenal. Inilah pertama kalinya Slank ke Amerika. Ketika di Las Vegas, Bimbim sempat membuat sebuah lagu yang hasilnya ada di album berikutnya dari Slank.

Tahun 2006 ditutup dengan sebuah pesta ulang tahun yang ke 23 berjudul 23rd Slank Indie Festival. Acara ini memang banyak mengambil musisi-musisi ang berangkat dari jalur Indie seperti Nidji, Steven n Coconut Trezz, Suicidal Sinatra, The S.I.G.I.T, Sheila on 7 dll. Ada dua panggung besar di ulang tahun ini.
Slank 'menjawab' Tantangan
Tahun 2007 Slank kembali mengeluarkan album dengan titel Slow But Sure. Inilah album yang bisa dibilang "jawaban" dari para pendengar musik terutama Slanker karena banyak sekali yang meminta Slank untuk bermain akustik/unplugged. Di album ini, Slank bermain sangat sederhana. Tidak ada bunyi bising. Yang ada hanyalah suara-suara bersahabat dari perkusi, gitar akustik dan selingan harmonika. Bimbim menyumbang satu lagu di lagu Me & Reny dan ada satu lagu yang diciptakan oleh Bimbim di Las Vegas pada tahun 2006 yang dimasukan ke album ini yaitu Sin City. Kemudian ada lagu My Scooter Love yag diciptakan oleh Kaka. Di lagu ini bahkan bisa didengar di akhir lagu suara Vespa Kaka. Ada juga lagu berjudul Lapindo yang mengkritisisasi semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo. Sebelum lagu itu dimulai, Abdee berceramah sedikit terlebih dahulu. Namun lagu ini terkena sensor di bagian reff nya. Karena ada kata yang mungkin tidak seharusnya dicantumkan di album tersebut. Namun, jika lagu ini di putar di sebuah acara on air mingguan yang khusus memutar lagu-lagu Slank, lagu ini tidak di sensor. Dan ada sebuah hidden track di lagu ini berjudul Lilo. Lagu ini tidak terdapat di album tersebut tapi liriknya terdapat di booklet album. Lagu ini bisa didapatkan bila membeli software game Lilo. Single di lagu ini adalah Cinta?, Slalu Begitu, dan Sejak Kau Benci. Di versi VCD dan DVD semua lagu dibuat video klip nya. Bonus dari album ini adalah sebuah boxer.

Slank masih melanjutkan acara tour Ngedjinggo Bareng Slank nya di musim yang kedua ini bersamaan dengan promo album SLow But Sure. Slank kerap kali bermain dalam dua sesi, akustik dan elektrik. Bimbim kerap kali hanya duduk di sebuah koyak yang terbuat dari kayu, dan kayu itu dijadikan perkusi untuk mengiringi lagu. Ketika lagu Me & Reny, SLank melakukan change memebr. Kaka pindah ke drum dan Bimbim bermain gitar sambil bernyanyi.

Slank kemudian meraih hasil dari CD demo yang dibawa ke Amerika tahun 2006. Blues Saraceno bersedia untuk menjadi produser Slank untuk perilisan album internasional pertama nya. Slank yang biasanya tampil di semua kota dalam pergelaran musik Soundrenaline, tahun ini hanya mengambil jatah satu kota.

Hari-hari Slank di Amerika dimulai tanpa kehadiran Ridho yang harus menyusul seoang diri karena masalah visa. Nama aslinya yang ebrbau islami menjadi pertimbangan pihak Amerika untuk mengizinkan Ridho bisa ke Amerika. Maklum saja, paska isu terorist berkembang, Amerika selalu waspada dan sangat ketat dengan orang-orang yang berasal dari negara Arab. Hal itu pula yang membuat Ridho kesulitan mendapatkan visa nya karena namanya yang berbau Arab.

Rekaman Slank di Studio City Sound dimulai. Ada sepuluh lagu yang disertakan dalam album ini. Setelah Ridho datang, maka rekaman pun disempurnakan dan Ridho cukup mengisi bagian gitar nya saja. Blues Saraceno yang juga mantan guru gitar Ridho memberi banyak sekali masukan dan ide nya kepada Slank. Bimbim sempat membuat sebuah lagu berjudul Hard For You yang kemudian masuk ke album Slank berikutnya di tahun 2008.

Selesai rekaman album barunya di Amerika, Slank kemudian pulang ke Indonesia. ID Indonesia sendiri, Slank berkenalan dengan musisi dari Jepang bernama The Big Hip. The Big Hip yang tinggal menyisakan dua orang personil tersisa melakukan jamming di Potlot bersama Slank dan mereka sepakat untuk membuat sebuah album kolaborasi. The Big Hip diboyong di pesta ulang tahun Slank ke 24 di Surabaya dengan titel From Slank With Love yang menampilkan "bidadari" seperti Maia Estianti, T2, Sarah Idol, Sherina, Astrid, Julia Perez, dan Nirina Zubir.
-Masih akan di update, Renji Blues-
Diskografi
Album Studio
1. 1990 - Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)
2. 1991 - Kampungan
3. 1993 - Piss!
4. 1995 - Generasi Biru
5. 1996 - Minoritas
6. 1996 - Lagi Sedih
7. 1997 - Tujuh
8. 1998 - Mata Hati Reformasi
9. 1999 - 999+09Double Album
10. 2001 - Virus
11. 2003 - Satu Satu
12. 2004 - Road to Peace
13. 2005 - PLUR
14. 2006 - Slankissme
15. 2007 - Slow But Sure
16. 2008 - Slank - The Big Hip
17. 2009 - Anthem For The Broken Hearted
18. 2010 - Jurus Tandur no. 18
Album Live
1. 1998 - Konser Piss 30 Kota
2. 2001 - Virus Roadshow
3. 2003 - Bajakan
Album Soundtrack
1. 2007 - Original Soundtrack "Get Married"
2. 2009 - Original Soundtrack Generasi Biru
3. 2009 - Original Soundtrack "Get Married 2"
Penghargaan
1. 1990 - Best Selling Album Rock Category BASF Awards
2. 1991 - Best Selling Album Rock Category BASF Awards
3. 1993 - Best Selling Album Rock/Alternative Category BASF Awards
4. 1994 - Best Selling ALbum (Double Platinum Album Category) BASF Awards
5. 1994 - Video Klip Terbaik (Terbunuh Sepi) Video Musik Indonesia
6. 1995 - Video Klip Terbaik (Bang Bang Tut) Video Musik Indonesia
7. 1997 - Lagu Rock Terbaik (Balikin) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
8. 1997 - Album Rock Terbaik (Tujuh) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
9. 1997 - Group Rock Terbaik AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
10. 1998 - Album Rock Terbaik (Matahati Reformasi) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
11. 1999 - Band paling kontroversial Taboid MUMU (MUda MUsika)
12. 2002 - The Best Director for Video I Miss You But I Hate You MTV Indonesia Awards
13. 2003 - Artis/Duo/Group Terbaik AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
14. 2003 - Album Rock Terbaik (Satu-Satu) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
15. 2004 - Album Pop/Rock paling Ngetop(Road to Peace) SCTV Music Awards 2005
16. 2005 - Penghargaan dari IFNGO (International of Non GOvernmental Organization)
17. 2009 - Most Fav Band/Duo MTV Indonesia Awards
18. 2010 - Album Rock Terbaik (OST Generasi Biroe) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards\
19. 2010 - Group Musik Indonesia Pertama yang Merilis Album melalui Handphone MURI (Museum Rekor Indonesia)
Penggemar
Slank adalah grup cinta damai dan pada kenyataanya Slank tidak saja berhasil merebut hati penggemar, tapi Slank juga telah berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya sikap. Dan Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif, yang dikenal sebagai Slankers[2].
Slank Fan Club
Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank.
Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagai manager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang sekarang diberi nama Slank Fans Club.[5].

Buletin Slank
Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadwal, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing.
Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.
Koran Slank
Koran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.
Trivia
- Hampir 90% lagu-lagu Slank diciptakan oleh Bimbim.
- Ketika Bimbim di operasi, Slank tetap bermain di acara on air di televisi tanpa Bimbim. Dan Bimbim, menonton teman-temannya bermain dari televisi.
- Menurut Ivan, Abdee pernah menendang sampai terjatuh ampli dan head nya karena kesal terhadap sound gitar nya yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
- Abdee dan Ivan berasal dari satu band yaitu Flash. Dan Ivan lah yang merekomendasikan Abdee untuk mengisi kepergian Reynold yang hengkang di tahun 1996
- Ridho memiliki sebuah tempat usaha Futsal
- Kaka adalah seorang rocker yang hanya tamat Sekolah Dasar. Beliau drop out saat SMP
- Cita-cita awal Kaka adalah menjadi seorang pemain sepak bola
- Mantan personil Slank, Bongky, Indra dan Pay membentuk sebuah band bernama BIP setelah keluar dari Slank
- Ketika Bimbim bernyanyi di sebuah konser, hampir dipastikan seluruh Slanker duduk.
- Bunda Iffet pernah menulis sebuah buku pada 2004 dan diberi judul Bundaku Sayang
- Selain sebagai gitaris, Ridho juga bermain keyboard untuk lagu-lagu Slank yang menggunakan piano/keyboard. Hal itu dikarenakan karena diantara personil Slank, Ridho lah yang paling fasih memainkan alat musik tersebut
- Di tahun 2002, Abdee pernah melakukan jam session dengan gitaris kenamaan, Paul Gilbert. Meski hanya beberapa menit. Dan di tahun 2006, Abdee menjadi opening artist di konser Paul Gilbert di Ancol bersama sama dengan Eet Sjahranie (Edane), dan John Paul Ivan (Eks. Boomerang) dengan membawakan lagu Juwita Malam karya Ismail Marzuki.
- Slank kerap kali membagikan bonus disetiap album yang di rilisnya. Bonus nya bervariasi. Dari mulai sticker, kalender, poster, masker, pick guitar, boxer, tali handphone, kaos, dan bahkan kondom. Hal itu dimaksudkan agar orang terutama Slanker membeli produk aslinya.
- Slank adalah band indie, karena merekalah yang menjadi produsernya sendiri
- Lagu Slank berjudul Lagi Gampang (album Tujuh), diaransemen ulang oleh penyanyi wanita Melanie Soebono, yang juga merupakan anak dari promotor Adrie Soebono
- Slank mempunyai crew yang diberi nama Jaddah Slank
- Abdee pernah menjadi konsultan gitar di majalah GitarPlus dari tahun 2004-2006. Disitu, pembaca boleh mengirimkan pertanyaan seputar gitar dan dijawab langsung oleh Abdee
- Lagu Slank berjudul Terlalu Manis masuk dalam 30 Lagu Akustik Wajib Kulik versi majalah GitarPlus Mei 2005
- Lagu Slank berjudul Juwita Malam pun pernah masuk dalam lagu yang diaransement ulang terbaik versi majalah yang sama, GitarPlus
- Album pertama Slank, Suit-suit... He He, diakui oleh beberapa musisi sebagai album favoritnya. Sebut saja Iman (J-Rock's), Ophet (Tiket), dan gitaris Eet Sjahranie (Edane)
- Ridho pernah memberikan gitar kepada Eet Sjahranie. Gitar yang diberikan adalah gitar endorsement nya Ridho.
- Para personil Slank mempunyai hobby olahraga yang sama yaitu Sepak bola dan pernah mendirikan SSC (Slank Soccer Club)
- Abdee juga sempat tercatat pernah membantu Sherina, untuk mengisi permainan gitar slide nya di lagu berjudul Sendiri
- Lagu Slank berjudul Memang, Pulau Biru, dan Terbunuh Sepi masuk dalam 150 Lagu terbaik sepanjang masa versi majalah Rolling Stone Indonesia
- Album Slank Suit-suit... He he dan Kampungan masuk ke dalam 150 Album Terbaik Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stones Indonesia
- Album The Big Hip pun masuk sebagai album terbaik di 2008 versi majalah Rolling Stone Indonesia
Catatan
1. ^ a b c d e f g http://www.indonesiantunes.com/slank/profile/
2. ^ a b c d http://slankercommunity.blogspot.com/2008/09/slank-born-1983.html
3. ^ http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/05/09534345/bunda.iffet.slank.dan.narkoba
4. ^ a b http://www.gatra.com/2002-03-21/artikel.php?id=16304 Slank: Tanpa Narkoba Bisa Hasilkan Karya Bagus
5. ^ http://slankfansclub.com/home/about/ Profile Slank Fans Club Pusat


SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album slank - The Big Hip!!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album slank - Suit Suit!!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Slank - Kampungan!!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Slank - Piss !!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Slank - Generasi Biru !!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Slank - Minoritas!!! ...

SILAHKAN Klik "DI SINI" Untuk Download Album Slank - Jurustandur !!! ... Read More.. Read More..